Article Detail
Retret Peserta Didik #45 SMP Tarakanita 4, Merenung, Mendekat, dan Menghargai
Retret berarti mengundurkan diri, menyendiri, atau menjauhkan diri dari kesibukan sehari-hari yang ramai. Pada hari Senin, 28 Oktober, peserta didik SMP Tarakanita 4 Jakarta Angkatan #45 melaksanakan kegiatan retret di ESC Puspanita, Ciawi, Jawa Barat. Retret dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang satu dari tanggal 28-30 Oktober, sedangkan gelombang dua dari tanggal 30 Oktober-1 November.
Senin, 28 Oktober 2024, pukul 10.30 kami peserta didik menunggu di lobby sekolah untuk persiapan pemberangkatan. Sebelum berangkat, Pak Ben selaku Kepala Sekolah memberi kata sambutan, melepas keberangkatan kami.
Setelah menbempuh perjalanan selama satu setengah jam, kami pun tiba ditujuan. Di sana kami beristirahat sejenak. Sembari beristirahat, beberapa peserta didik mengobservasi sekitar, melihat lokasi yang akan tempati dua hari kedepan. Pada pukul 15.00 kami menikmati snack (camilan). ESC Puspanita ternyata tidak hanya menyediakan fasilitas memadai, tetapi juga melayani dengan penuh hati. Seperti snack, tak sedikit peserta didik menyukai snack yang diberikan.
Kegiatan selanjutnya adalah sesi pertama retret, mengangkat tema “Tuhan, Engkau ada di mana?”. Para peserta didik dibagi menjadi 9 kelompok, dengan tema KPKC, Cc5+, Kejujuran, dan Kekeluargaan. Agar semangat, kegiatan ini diawali dengan senam. Tetapi, apa maksud temanya? Maksud tema ini adalah, mencari letak Tuhan sebenarnya. Saat retret, dijelaskan bahwa Tuhan berada di setiap tindakan baik yang dilakukan. Setelah itu, peserta didik diperintahkan untuk membuat yel-yel kelompok. Para peserta didik membuat dengan semangat dan kreatif, menjunjung nilai Conviction dan Creativity. Tak hanya itu, selama sesi pertama, peserta didik menyimak dengan saksama. Jika peserta didik dengan semangat menjawab dan aktif, tim pendamping akan memberikan “reward” dengan stiker di setiap nama atau kelompok yang aktif.
Setelah sesi pertama, dilanjut
dengan peserta didik membersihkan diri, kemudian Pak Agustinus Harsono memberi
pengantar umum dan meminta izin untuk peserta didik SMP Tarakanita 4 diserahkan
kepada tim ESC Puspanita. Seperti tradisi sekolah Tarakanita, dilanjut oleh
ibadat atau misa pembukaan di kapel. Di ibadat pembukaan, ditemani oleh Sr.
Ristina CB. Peserta didik tertib dan menjaga keheningan saat ibadat. Kemudian,
makan malam dinikmati oleh peserta didik. Banyak peserta didik menyukai makanan
yang disediakan.
Pastinya, setelah makan malam, energi para peserta didik terpenuhi lagi. Karena itu, hari tersebut dilanjut dengan sesi kedua, yaitu “Apa yang Terjadi Dalam Diriku & Sekitarku”. Di sesi tersebut, para peserta didik dijelaskan bahwa mereka harus mengetahui kelebihan dan kelemahan mereka, dan lingkungan mereka agar kelak dapat berguna di masa depan. Di sesi tersebut, peserta didik menulis kelebihan dan kekurangan mereka di dua kertas yang berbeda.
Setelah sesi kedua selesai, dilanjut oleh doa malam di kapel. Di doa malam, peserta didik maju kedepan untuk membakar kekurangan yang mereka tulis sebelumnya di sebuah kendi berisi api. Mengapa? Agar setelah retret selesai, kekurangan yang mereka tulis sebelumnya bisa menghilang seperti menjadi abu.
Setelah doa malam, para peserta didik balik ke kamar mereka masing-masing untuk beristirahat, menyiapkan energi untuk esok hari.
Hari kedua retret pada hari Selasa, 29 Oktober, para peserta didik bangun pagi, sekitar jam 05.00-06.00, untuk persiapan doa pagi dan kegiatan pada hari itu. Setelah menyiapkan diri, para peserta didik diajak untuk meditasi pagi. Meditasi adalah praktik fokus pikiran untuk mencapai ketenangan dan kesadaran diri. Meditasi dilaksanakan di sekitar kolam ikan. Selama itu, peserta didik mendengar burung-burung berkicau merdu, menghirup udara sejuk menyapa, dan meraba rumput yang berkilau diselimuti embun pagi. Ditemani oleh tim pendamping dan suara suster. Kemudian, dilanjut menampilkan yel-yel para kelompok. Semua kelompok menampilkan dengan semangat di pagi hari. Setelah meditasi dan penampilan yel-yel, para peserta didik mengkonsumsi sarapan.
Lalu melanjutkan sesi ketiga, mengangkat tema “Mata Air Sumber Kehidupan”. Maksud tema ini adalah, keluarga adalah sumber air mata. Di dalam sesi tersebut, para peserta didik diajak untuk membaca surat yang diberikan oleh orang tuanya masing-masing. Selama proses tersebut, banyak peserta didik tersentuh hatinya oleh surat-surat cinta yang diberi oleh orang tua. Setelah membaca, para peserta didik menggoreskan tinta pena penuh cinta di sebuah kertas sebagai surat balasan untuk orang tua, menanggapi surat yang sebelumnya diberikan. Dilanjut dengan snack untuk menghibur hati para peserta didik.
Setelah itu, dilanjut oleh kegiatan kelompok, atau permainan yang dilaksanakan di taman. Terdapat beberapa permainan, seperti mencari cara agar posisi tangan dalam lingkaran tetap sama saat memutar badan, melakukannya apabila ada kata “Tarakanita”, memasukkan bola ke dalam basket tetapi anggota yang memasukan ditentukan oleh pendamping, dan memasukkan air ke dalam botol hingga penuh secepatnya. Permainan ini menjunjung nilai Conviction dan Community. Semangat daya juang mengikuti permainan, dan kerja sama tim untuk mencapai sebuah tujuan. Selama permainan itu, para peserta didik dengan semangat melakukannya.
Setelah permainan, dilanjut oleh makan siang yang diberikan oleh ESC Puspanita. Kemudian dilanjut oleh refleksi pribadi dengan tema “Apa ‘Kenyamanan’ yang Menghambat Masa Depanku”. Di sini para peserta didik ditanya kekurangan yang menghambat kemajuan, contohnya kemalasan. Kemudian, para peserta didik membuat mading atau semacam mind map, isinya cara menerapkan tema kelompok mereka dan menuliskan ‘kenyamanan’ yang menghambat masa depan mereka. Kemudian dipresentasikan oleh perwakilan setiap kelompok. Seperti biasa, bagi peserta didik yang berani mempresentasikan diberi stiker. Kemudian dilanjut oleh snack dan membersihkan diri.
Setelah itu, sesi keempat, mengangkat tema “Mengapa Yesus Tersalib”. Di situ, Rm. Sunaryo, SVD menjelaskan kepada para peserta didik bahwa Yesus disalibkan untuk menebus dosa manusia. Tak sedikit peserta didik menyukai sesi tersebut. Bukan hanya karena temanya, tetapi juga pelayanan Romo Sunaryo. Romo Sunaryo juga menampilkan film pendek yang menyentuh hati para peserta didik, berjudul ‘Chicken ala Carte’. Film tersebut mengajarkan para peserta didik untuk bersyukur dan berbuat baik pada semua orang. Setelah sesi selesai, dilanjut oleh makan malam.
Setelah selesai makan malam, dilanjut oleh sesi kelima, yaitu “Lika-liku Perziarahan”, bertemu lagi dengan Romo Sunaryo. Agar tidak ngantuk di malam hari, diawali oleh senam bersama. Kemudian Romo Sunaryo menjelaskan materi kali itu. Ia menjelaskan bahwa kita harus semangat berjuang menghadapi tantangan hidup, khususnya dengan tidak malas dan mengikuti jalan Tuhan.
Sebelum beristirahat, para peserta didik mengikuti ibadat tobat untuk mengakhiri hari itu. Ibadat tobat bermaksud agar peserta didik mendoakan para orang tua. Guru-guru pendamping ke depan, mewakilkan orang tua mereka. Ibadat tobat dipenuhi oleh tangisan, peserta didik mulai mengingat jasa orang tua. Mereka semakin menyadari betapa besar cinta dan pengorbanan yang telah diberikan oleh orang tua. Peserta didik berlutut di hadapan guru/ orang tua, dan mendoakan orang tua mereka. Ibadat tobat berjalan dengan lancar. Setelah selesai ibadat tobat, peserta didik beristirahat, menyiapkan energi untuk esok hari.
Hari ketiga dan terakhir, pada hari Rabu, 30 Oktober, diawali oleh berolahraga (senam) yang dilaksanakan di lapangan bersama tim pendamping. Para peserta didik bersemangat menggerakan tubuh mereka mengikuti gerakan pendamping dan irama musik. Kemudian joging mengelilingi area ESC Puspanita. Olahraga dilaksanakan dari jam 06.00, berlangsung selama 30 menit. Setelah itu, para peserta didik lanjut membersihkan diri, dan lanjut sarapan sehat yang disediakan oleh ESC Puspanita. Setelah selesai, mereka mengosongkan kamar, membersihkan kamar agar dapat digunakan untuk gelombang selanjutnya.
Sesi keenam pun dilaksanakan, mengangkat tema “Menatap Masa Depanku”. Pastinya agar semangat, diawali dengan senam. Maksud tema tersebut adalah melihat tindakan yang akan dilakukan menuju masa depan. Sebelum berpisah, tugas terakhir para peserta didik adalah merencanakan tindakan yang harus dilaksanakan oleh seluruh kelas.. Sebenarnya tidak harus hanya kelas itu yang melaksanakannya, tetapi lebih baik semuanya melaksanakannya. Tema tindakan setiap kelas berbeda, 9 Celebration mendapat tema membantu dan menghormati guru-guru. 9 Conviction mendapat tema membantu dan menghormati teman-teman. 9 Creativity mendapat tema melestarikan alam ciptaan. Kemudian, hadiah untuk kelompok berdasarkan reward stiker diberikan. Setelah itu, ESC Puspanita memberi snack terakhir.
Dilanjut dengan misa penutupan di kapel jam 10.30. Misa dilaksanakan dengan Rm. Sunaryo, SVD. Romo Sunaryo menyimpulkan semua materi yang diberikan, secara singkat menghormati perjuangan orang tua kita, memperhatikan lingkungan sekitar kita, membantu orang lain, berjuang melawan kemalasan, menghadapi lika-liku hidup, dan melakukan tindakan yang sesuai dengan firman Tuhan. Misa berjalan dengan lancar, seluruh peserta didik tertib melaksanakan misa. Selanjutnya, para peserta didik makan siang terakhir di ESC Puspanita. Setelah selesai makan siang, para peserta didik diajak untuk berfoto bersama, sebagai dokumentasi/kenangan terakhir sebelum balik ke kehidupan setiap hari. Kemudian, para peserta didik balik ke sekolah menggunakan bus kemarin. Perjalanan berlangsung dengan lancar dan dalam lindungan Tuhan.
Dengan ini, harapannya adalah retret ini menjadi pengalaman berharga yang membekas dalam diri setiap peserta didik. Melalui refleksi mendalam tentang diri, orang tua, dan hubungan mereka dengan Tuhan, diharapkan mereka semakin mengenali diri sendiri, menghargai pengorbanan orang tua, dan menemukan makna hidup yang lebih mendalam.
Kontributor: Grace/9 Conviction
-
there are no comments yet