Article Detail

My Body is Mine, Seminar Seksualitas Siswa SMP Tarakanita 4


Sebagian masyarakat kita masih banyak yang menganggap bahwa memperbincangkan persoalan seks kepada anak-anak mereka-meski anak sudah memasuki masa remaja-masih dianggap sebagai sesuatu hal yang tabu.

Banyak orang tua bahkan orang dewasa yang merasa canggung ketika anak-anak mereka menanyakan perihal seks tersebut kepadanya. Kebanyakan dari mereka justru dengan secepat mungkin mencoba mengalihkan topik pembicaraan dengan mengatakan bahwa mereka, anak-anak itu, nantinya toh akan tahu dengan sendirinya mana kala mereka tumbuh menjadi orang dewasa.

Satu hal yang kurang dipahami oleh orang tua dari anak-anak itu adalah justru ketika mereka tidak mau memberikan pengetahuan dan jawaban yang benar atas pertanyaan yang dilontarkan oleh anak-anak tersebut nantinya justru akan menimbulkan permasalahan baru yang tidak kita duga sebelumnya.

Permasalahan yang pertama mungkin akan kita hadapi adalah ketika anak-anak itu memasuki masa peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja. Mereka biasanya akan dikejutkan dengan adanya beberapa perubahan fisik maupun psikis yang terjadi dalam diri mereka. Perubahan-perubahan tersebut tentunya akan memicu banyak pertanyaan dalam benak mereka, mengapa bisa begini, apa yang terjadi?

Nah, bisa dibayangkan ketika orang tua tidak mau memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, maka terdorong oleh rasa penasaran, mereka akan mencari jawab pada sumber-sumber lain selain orang tua yang mungkin saja tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan atau bahkan justru memberikan pengetahuan tentang sekssualitas yang salah.

Atas dasar itulah, demi memberi pengetahuan dan pemahaman tentang seks secara benar kepada peserta didiknya, SMP Tarakanita 4 Jakarta dengan menggandeng beberapa pakar di bidangnya menyelenggarakan seminar seksualitas bagi remaja yang duduk di kelas 7 tahun ajaran 2023-2024 pada hari Jumat, 5 April 2024.

Dalam seminar tersebut dihadirkan Ibu Ani Fegda, M.Si., Psi, yang kemudian bersama dengan tim selama setengah hari mereka akan memberikan pemahaman yang benar tentang pengetahuan seksualitas bagi remaja yang dikemas dengan tema “My Body is Mine.”

Lantas apa sih yang disebut dengan seks itu? Mungkin itulah pertanyaan yang muncul dibenak anak-anak kita pertama kali mana kala mendengar kata seks. Bila dipahami dengan menggunakan makna sesuai kamus, seks erat kaitannya dengan jenis kelamin yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan. Maka wajar saja ketika anak-anak mendengar istilah seks yang muncul dalam benak mereka adalah yang erat kaitannya dengan kegiatan sesksual atau berhubungan kelamin. Pengetahuan mereka yang seperti inilah yang seharusnya kita luruskan sejak dini melalui pemberian pemahaman secara benar ketika mereka mulai bertanya-tanya tentang sesks, dan bukannya malah mencoba mengalihkan topik pembicaraan.

Sesungguhnyalah pendidikan sesksualitas itu tidak semata berhenti pada pengertian sempit seperti di atas, namun di dalamnya mencakup pemahaman akan hal-hal yang berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, sistem reproduksi manusia, proses pembuahan hingga kehamilan, perilaku seksual, dan penularan penyakit seksual.

Melalui pendampingan pendidikan sesksualitas ini kepada peserta didik juga diajarkan tentang perkembangan alat kelamin dan perubahan fisik yang terjadi pada diri anak laki-laki dan perempuan, misalnya tentang terjadinya mimpi basah pada anak laki-laki dan terjadinya menstruasi pada anak perempuan. Bayangkan jika kita tidak memberikan pengetahuan tersebut dengan benar kepada anak-anak, tentu mereka akan mencoba mencari tahu sendiri dari sumber-sumber lain yang mungkin tidak memberikan keterangan dengan benar.

Dalam seminar tersebut dipaparkan juga beberapa manfaat yang diperoleh dengan memberikan pemahaman dan pengetahuan secara benar tentang sesksualitas kepada remaja, antara lain; memberikan informasi yang benar tentang perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada masa peralihan dari anak-anak menuju remaja, mencegah remaja untuk melakukan seks bebas, menumbuhkan rasa menghargai dan menjaga diri sehingga anak-anak dapat terhindar dari perilaku kekeradsan dan pelecehan seksual, dapat terhindar dari perilaku pernikahan dini, dan terhindar dari penularaan penyakit kelamin, serta dapat menjunjung tinggi nilai-nilai moral masyarakat.

            Selama kegiatan seminar berlangsung, terlihat peserta didik begitu antusias mengikuti beberapa sesi yang ada. Bahkan, beberapa peserta didik terlihat mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan materi seminar yang mereka rasa belum dipahami. Dengan penuh kesabaran narasumber memberikan jawaban atas setiap pertanyaan yang dilontarkan oleh peserta didik.***

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment