Article Detail

Memeluk Mahoni, Memeluk Kehidupan

Retret berkala, 26-28 Februari 2015, untuk Karyawan SMP Tarakanita 4 merupakan saat yang baik untuk undur diri sejenak dari rutinitas proses belajar dan mengajar guna memaknai kembali hidup yang penuh berkat. Retret yang tahun ini didampingi oleh Romo Ferry mengambil  tema Semangat korps dalam tugas sehari-hari.    Tiba di Ecocamp rombongan disambut oleh romo dan beberapa staf Ecocamp. Sebelum mandi dan snack para rombongan berkumpul di pendopo untuk mendapatkan penjelasan tata cara tinggal di Ecocamp. Penjelasan dimulai dari cara hidup di Ecocamp yang ramah lingkungan. Antara lain tidak merokok, tidak meninggalkan sampah pribadi yang dibawa dari Jakarta dan tidak mengkonsumsi makanan dengan bahan daging, penggunaan air dibatasi dan penghematan pemakaian listrik. Lampu-lampu disana  menggunakan tenaga surya atau power supply sehingga harus dihemat agar listrik tetap tercukupi sampai kesesokan harinya.  Setelah mendapat penjelasan secukupnya, kami dipersilakan bersih-bersih badan di kamar yang sudah ditentukan.

Hari pertama ini kami awali dengan perayaan Ekaristi. Sesi pertama dimulai dengan mendengarkan tentang bagaimanan menjaga lingkungan hidup. Keesokan harinya kami diajak untuk gerak badan setengah jam lalu pergi ke  kebun dengan berjalan tanpa alas kaki. Pengalaman ini sungguh mengingatkan kami betapa alam begitu ramah menerima kami. Menyiangi rumput di sekitar tanaman tumpang sari, menemukan ulat-ulat kecil di antara tanaman sayuran yang dalam tempo beberapa hari ulat-ulat itu akan jadi kepompong lalu berubah jadi kupu-kupu. Kami bahkan masih sering melihat banyak capung di sekitar Ecocamp. Ini menandakan tempat ini masih belum dikotori polusi udara.

Setelah kembali dari berkebun, kami melanjutkan sesi di hari kedua. Romo menggunakan game untuk melihat sejauh mana kami sebagai korps kenal satu sama lain.  Dengan game yang diberikan kami merasa perlu lebih sering berelasi satu sama lain agar pengenalan kami tidak sebatas pekerjaan. Setelah itu acara dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju ke gua Jepang dan gua Belanda. Untuk menuju kedua goa ini kami disuguhi pemandangan pohon yang besar-besar lagi  tinggi.  Salah satu pohon yang menyita perhatian kami adalah pohon mahoni. Beberapa dari peserta memeluk pohon ini. Tentu saja tangan meraka harus  bergandengan agar bisa memeluk pohon istimewa tersebut. Dikatakan istimewa karena pohon mahoni ini dapat memecah angin sehingga setelah angin terpecah memasuki Bandung, angin tersebut tidak merusak kota. Kami belajar begitu banyak manfaat pohon pemecah angin ini.

Di akhir retret kami membuat komitmen kecil secara pribadi dan komunitas. Satu komitmen yang sudah kami laksanakan di sekolah saat ini adalah mengurangi jumlah tempat sampah. Sebelumnya tempat sampah ada di setiap kelas. Sekarang tempat sampah hanya ada di selasar dan lapangan. Jumlah tong sampah sudah sangat berkurang. Retret ini sangat penting untuk mengawali hidup lebih ramah lingkungan yang mesti dimulai dari ramah terhadap sesama,  antar karyawan dan kepada siswa.   Semoga buah-buah retret dapat membuat kami semakin mencintai dan memeluk kehidupan dengan hati penuh syukur.

                Bersama Bunda Elisabeth kami memuji dan menjaga  karya Tuhan demi keutuhan ciptaan.

(Sr Greta CB)

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment