Article Detail

Sekilas Mengenai Assessment Siswa (Bagian I)

Sekilas Mengenai Assessment Siswa

(Bagian I)

 

Oleh: A. Sani Handoko, M.Si.

 

 

Pengantar

Sebagai orang tua peserta didik, seringkali kita bertanya-tanya: “Ada apa saja sih dalam penilaian kepada peserta didik?” atau “Nilai raport itu diambil dari apa saja ya?” dan berbagai macam pertanyaan lain yang muncul sebagai akibat kurang/tidak disampaikannya apa saja yang menjadi hak dan kewajiban siswa di dalam assessment terhadapnya.

            Berikut disampaikan beberapa hal mengenai Classroom-based Assessment yang pastinya akan selalu dihadapi oleh para peserta didik selama mereka menuntut ilmu di sekolah.

 

I. Tes formatif.

            Penilaian formatif adalah penilaian hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Perlu diketahui bahwa istilah “formatif” itu berasal dari kata “form” yang berarti “bentuk”. (Sudijono, 2005 : 71)

             Penilaian formatif ini biasa dilaksanakan di tengah-tengah perjalanan program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan berakhir atau dapat diselesaikan. Di sekolah-sekolah penilaian formatif ini biasa dikenal dengan istilah “ulangan harian”. Materi dari penilaian formatif ini pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan pelajaran yang telah diajarkan. Butir-butir soalnya terdiri atas butir-butir soal, baik yang termasuk kategori mudah maupun yang termasuk kategori sukar (Sudijono, 2005 : 71). Penilaian Formatif juga berguna dalam menganalisis materi pembelajaran, dan prestasi belajar siswa, dan efektifitas guru Wally Guyot (1978)

             Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwasannya penilaian formatif adalah penilaian yang dilakukan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar atau setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan/ topik agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai.

(sumber: http://ezyzurriyati.blogspot.co.id/2015/02/jenis-jenis-penilaian-dalam-assesment.html)

 

II. Tes sumatif

Ada beberapa pendapat mengenai tes sumatif ini. Berikut di antaranya.

            Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya. Winkel mendefinisikan penilaian sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang studi.

            Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan setelah sekumpulan program pelajaran selesai diberikan. Dengan kata lain penilaian yang dilaksanakan setelah seluruh unit pelajaran selesai diajarkan. Adapun tujuan utama dari penilaian sumatif ini adalah untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh program pengajaran dalam jangka waktu tertentu. (Sudijono, 2007: 23) Seperti halnya penilaian formatif yang dikatakan Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi dalam bukunya “Pengelolaan Pengajaran”, (Rohani dan Ahmadi, 1991: 176-179),

            Jadi, Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program misalnya penilaian yang dilaksanakan pada akhir caturwulan, akhir semester atau akhir tahun.Tujuan penilaian ini adalah untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh siswa telah mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian ini berorientasi pada produk/hasil. Dan dapat menentukan hasil yang dicapai peserta didik dalam program tertentu dalam wujud status keberhasilan peserta didik pada setiap akhir program pendidikan dan pengajaran.  Contoh dari tes seperti ini adalah: Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester, dan Ujian Sekolah.

(sumber: http://ezyzurriyati.blogspot.co.id/2015/02/jenis-jenis-penilaian-dalam-assesment.html)

 

III. Norm-Referenced Assessment

Wikipedia mendefinisikan Norm-Referenced Assessment sebagai “a type of test, assessment, or evaluation which yields an estimate of the position of the tested individual in a predefined population, with respect to the trait being measured. The estimate is derived from the analysis of test scores and possibly other relevant data from a sample drawn from the population. That is, this type of test identifies whether the test taker performed better or worse than other test takers, not whether the test taker knows either more or less material than is necessary for a given purpose”.

(sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Norm-referenced_test)

            Atau dengan kata lain norm-referenced assessment adalah sebuah tes yang diadakan untuk mengetahui bagaimana seorang peserta didik bila dibandingkan dengan rata-rata yang ada dalam sebuah komunitas. Tolok ukur dalam norm-referenced assessment ini bisa menggunakan average point (nilai rata-rata) atau kriteria ketuntasan minimal (KKM).

 

IV. Criterion-Referenced Assessment

Wikipedia mendefinisikan criterion-referenced assessment sebagai “a style of test which uses test scores to generate a statement about the behavior that can be expected of a person with that score. Most tests and quizzes that are written by school teachers can be considered criterion-referenced tests. In this case, the objective is simply to see whether the student has learned the material.”

(sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Criterion-referenced_test)

            Atau dengan kata lain criterion-referenced assessment adalah sebuah bentuk penilaian yang menggunakan kriteria tertentu.

 

(Bersambung)…..

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment