Article Detail

PERUBAHAN ADALAH NAFAS KEHIDUPAN

Bisa dibayangkan kalau kita tidak bisa bernafas maka yang terjadi adalah kematian. Demikian juga dengan perannya perubahan. Betapa pentingnya perubahan sehingga di katakan bahwa jika kita tidak mau mengubah diri dengan tidak mau menyesuaikan diri dengan kemajuan jaman maka akan terjadi kematian.
Pemahaman kematian di sini tidak di artikan secara leksikal namun dipahami secara kiasan yang artinya kematian secara roh kehidupan sendiri. Tanpa adanya kemauan yang kuat untuk berubah maka hidup kita akan menjadi hampa. Hidup menjadi kehilangan makna/arti. Hidup tidak memiliki tujuan yang jelas.
Namun sebaliknya jika hidup ini di jalankan dengan kemauan keras untuk berubah, maka hidup ini akan selalu dinamis atau selalu lebih hidup.  Setiap detik dari hidup selalu mempunyai makna. Dengan demikian hidup ini adalah sebuah pembelajaran.

Tokoh dunia dari India yang sangat terkenal dan kita kagumi yaitu Mahatma Gandhi mengatakan bahwa “Berbuat baiklah seolah-olah  engkau akan mati esok dan belajarlah seolah-olah engkau akan hidup selamanya”. Berdasarkan ungkapan M. Gandhi tersebut jelas sekali bahwa perubahan itu sendiri bisa dimaknai kemauan dan itikad baik kita untuk senantiasa belajar dan terus belajar.
Senada dengan Mahatma Gandi, Rhenald Kasali  dalam bukunya  yang berjudul “Change “ disebutkan ada beberapa karakteristik tentang  perubahan:

Pertama, perubahan begitu misterius, perubahan tak mudah dipegang. Bahkan yang sudah digenggam pun tak bisa pergi ke tempat lain tanpa berpamitan.  Perubahan bahkan dapat memukul balik seakan-akan tak kenal budi, Tokoh-tokoh nasional seperti Sukarno, Suharto, Abdurrahman Wahid, dan Megawati Sukarnoputri dapat memimpin karena perubahan.

Kedua, Perubahan memerlukan    change maker (s).  Rata-rata pemimpin yang yang menciptakan perubahan tidak bekerja sendiri, tetapi ia mempunyai keberanian yang luar biasa. Bahkan sebagian besar pemimpin perubahan  gugur diusia perjuangannya.  Yesus wafat disalibkan, Martin Luther King, Mahatma Gandhi dan Abraham Lincoln mati tertembak, Nabi Mohammad hijrah ke Madinah, Dalai Lama hidup dalam pengasingan.  Di dunia bisnis, tokoh-tokoh perubahan juga mengalami hal yang serupa, bahkan banyak yang namanya tak dikenal keburu dilengserkan oleh lawan-lawan yang pro status quo sebelum menjadi terkenal.  Di Telkom ada alm.  Cacuk Sudariyanto, yang setelah itu diganti, di Garuda Indonesia ada Roby Johan dan Abdul Gani.  Di Departemen Keuangan ada Marzuki Usman dan di pengadilan ada Sjamsir Kadir.

Ketiga, Tak semua orang tidak bisa diajak melihat perubahan.  Sebagian besar orang malah hanya melihat memakai mata persepsi, hanya mampu melihat realitas tanpa kemampuan melihat masa depan.  Maka persoalan besar perubahan adalah mengajak orang – orang melihat apa yang Anda lihat dan mempercayainya.

Keempat, perubahan terjadi suatu saat, karena itu perubahan harus diciptakan setiap saat pula, bukan sekali-kali.  Setiap satu perubahan kecil dilakukan sesorang maka akan terjadi pula perubahan-perubahan lainnya. Misalnya berikan lantai yang bersih maka orang akan berhenti membuang sampah.

Kelima, ada sisi keras dan sisi lembut dalam perubahan.  Sisi keras termasuk uang dan teknologi, sedangkan sisi lembut adalah manusia dan organisasi.  Sebagian besar pemimpin memfokuskan pada sisi keras, padahal keberhasilan sangat ditentukan pada sukses  mengelola  sisi lembut tadi. 

Keenam,perubahan membutuhkan waktu, biaya dan kekuatan, untuk berhasil menaklukkan perlu kematangan berpikir, kepribadian yang teguh, konsep yang jelas dan  sistematis, dilakukan secara  bertahap, dan dukungan yang luas.
Manusia yang hidup akan selalu berubah.  Hari ini ia adalah seorang bayi yang hidupnya tergantung orang lain.  Esok ia adalah makhluk kecil yang belajar berjalan dan sesekali jatuh, lalu berlari dengan kedua tangan dan kakinya.  Setelah itu ia menjadi makhluk dewasa yang menghadapi bermacam-macam persoalan.  Kadang senang dan tertawa lebar, kadang hidup susah. Pertanyaan yang perlu direnungkan apakah kita cukup puas dengan yang kita raih sekarang ataukah kita selagi mempunyai nafas kehidupan  mau berubah demi sebuah  tujuan yang mulia ?
Berdasarkan uraian di atas maka betapa vitalnya perubahan. Berubah atau punah. Perubahan itu harus mulai dari diri kita. Dari hal-hal kecil. Dari hal-hal yang paling mudah. Dan dari sekarang juga.
Perubahan adalah pertanda kehidupan, dan siapapun yang cinta kehidupan hendaknya jangan memusuhi perubahan apalagi membunuhnya. Mulailah melakukan perubahan sebagai sesuatu yang biasa. Meski anda akan tampak aneh janganlah pernah berhenti. (Yuliana Dwi Astuti, wali kelas 9 celebration)
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment