Article Detail

Meraih Hidup Luar Biasa

Judul buku     : Meraih Hidup Luar  Biasa  
Penulis          : MASRIYAH AMVA
Penerbit         : Kompas
Tahun terbit   : 2011

Buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata dari seorang Nyai ( istri kyai ) yang ditinggal wafat suami yang harus memimpin pondok pesantren dan mempunyai pergulatan pikiran yang melompat dari biasanya. Buku ini juga menarik karena salah satu editornya adalah seorang dosen dari Faku;ltas Teologi UKM Ambon.

Setiap sub judul selalu diawali dengan puisi-puisi dari puisi yang sederhana dan berbicara pada diri sampai puisi yang sarat makna, mencakup perjuangan untuk kaum wanita yang di dalam pesantren adalah makhluk nomer dua sampai dengan pujian dan pemaknaan  Cinta kepada Tuhan. Bahasa yang digunakan juga cair tetapi penuh emosi positif dan energi,  maka buku ini menjadi bernilai ketika dapat memberikan  energi posistif pada pembacanya.

Buku ini diawali dengan kisah gagalnya pernikahan penulis dilanjutkan dengan pernikahan kedua yang membahagiakan dengan mendampingi tugas suami memimpin pesantren hingga ketika harus bertugas di berbagai belahan bumi . Penulis juga membandingkan kehidupan perempuan dan laki-laki di Timur Tengah dan Eropa. Di mata penulis perempuan di Timur Tengah yang nota bene hidup di kota suci tempat agama yang dipeluknya sempit geraknya, nilainya tidak setara dengan pria dengan kehidupan perempuan di Eropa yang dihargai. Demikian juga menurut pengalaman penulis yang hampir setiap tahun umrah di Saudi Arabia kaum prianya juga memandang perempuan tidak lebih dari obyek kaum pria.. Di kota suci yang semestinya kesetaraan gender itu ‘menyala terang’ seperti ajaran Islam malah tidak nampak tetapi di negara yang kategori non Islam, penulis merasa dihargai, dihormati serta tidak dipandang sebagai obyek semata.

Kisah yang menjadi inti dari buku ini adalah ketika penulis ditinggal wafat oleh suami yang mempunyai pengaruh di kalangan pesantren dan merasa mendapatkan 'warisan' harus melanjutkan kelangsungan hidup pesantren. Dalam waktu yang tertentu penulis bergulat dengan perasaan kehilangan yang dalam, merasa lemah, remuk dan tak berdaya karena kebanyakan aktivitas pesantren dan keluarga yang dulunya dipandu dengan baik oleh suami hingga pada waktu tertentu, sekarang ini ia merasa harus bangkit dari keterpurukan dengan membangkitkan diri sendiri melalui permenungan-permenungan, menulis puisi yang tak henti-hentinya dan bahkan penulis memutuskan sesuatu yang tidak lazim, yaitu memilih hidup sendiri lagi dan melanjutkan presantren suaminya.

Ketika penulis sudah menjadi pribadi seperti yang diinginkan tidak disangka-sangka pesantren berkembang sangat pesat.  Banyak tamu dari organisasi masyarakat, tokoh masyarakat  dan person  instansi pemerintah sering bertandang ke pesantrennya untuk mendiskusikan masalah sosial kemasyarakatan, masalah perempuan dan lainnya. Penulis sekarang menjadi penulis yang produktif untuk penerbit skala  nasional dan menjadi motor motivator bagi masyarakat  umum.

(Eti Sarwiyati, guru Fisika)

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment